Pola Umum
Berolahraga
A. Persiapan
Sebelum melaksanakan olahraga (khususnya senam
aerobik) untuk pertama kali dianjurkan untuk memeriksakan kondisi kesehatan
kepada dokter bagi mereka yang berusia 35 tahun ke atas dan belum pernah
melakukan olahraga secara teratur. Hal ini berlaku juga bagi seseorang yang
berusia di bawah 35 tahun, namun memiliki keluhan dan riwayat kesehatan yang
kurang baik. Memeriksakan kondisi kesehatan diri pada dokter terpercaya
bertujuan untuk mencegah resiko yang akan terjadi dan memperoleh saran – saran
yang tepat sehubungan dengan kondisi kesehatan saat berolahraga.
Sebaiknya sebelum melakukan aktivitas senam aerobik,
sudah selayaknya dalam kondisi yang segar, cukup beristirahat sesuai takaran,
dan dalam kondisi sehat. Apabila berolahraga dalam kondisi tidak segar dan
sehat maka kinerja fisik tidak akan optimal, selain itu juga bila terlalu
dipaksakan dapat menyebabkan sakit. Oleh sebab itu apabila tidak dalam kondisi
fit (segar dan sehat) maka disarankan untuk mengurangi tingkat intensitas
latihan / menunda latihan senam aerobik.
B. Takaran Latihan
Untuk meningkatkan kebugaran jasmani dan
mempertahankannya, maka latihan olahraga harus dilakukan dengan kaidah – kaidah
yang pas atau disebut dengan takaran latihan. Takaran latihan akan membantu
memberikan acuan / arahan dalam melaksanakan latihan sehingga latihan tersebut
dapat memberikan hasil dan manfaat yang positif. Oleh sebab itu sudah
selayaknya berolahraga dengan mengikuti takaran latihan yang baik. Ketiga aspek
takaran latihan tersebut adalah :
1. Intensitas Latihan
Dosis latihan yang harus dilakukan seseorang
berdasarkan program yang disusun disebut sebagai intensitas latihan. Intensitas
latihan yang baik berada dalam rentang 60 – 90 % dari denyut nadi maksimal
(DNM). Rentang daerah ini lazim disebut sebagai Training Zone atau
daerah latihan. Suatu latihan yang dilakukan seseorang dinilai telah memenuhi
takaran yang baik apabila denyut nadi latihannya berada dalam rentang 60 – 90 %
dari denyut nadi maksimalnya (DNM).
Tingkat usia sangat berpengaruh terhadap DNM seseorang
seperti ditunjukkan rumus DNM dibawah ini :
Contoh : Rita berusia 20 Tahun. Berapakah DNM dan
rentang training zone yang ia miliki ?
Jawab :
1) Denyut Nadi Maksimum = 220 – Usia (Tahun)
= 220 – 20
= 200 (Denyut nadi maksimal Rita)
2) Training Zone minimum = 60 % x DNM
= 60 % x 200
= 120 detak / menit
3)Training Zone maksimum = 90 % x DNM
= 90 % x 200
= 180 detak / menit
Jadi Rita memiliki denyut nadi maksimal 200 detak /
menit, dengan rentang intensitas latihan yang baik antara 120 – 180 detak /
menit.
Untuk mengetahui jumlah denyut nadi dalam satu menit,
maka dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu pertama menggunakan alat yang
bernama pulse meter. Alat ini umumnya hanya terdapat di laboratorium
olahraga dan tersedia secara terbatas. Dengan cara memasukkan jari telunjuk
selama 1 menit, maka secara otomatis hasil penghitungan denyut nadi akan dapat
diketahui. Cara kedua yaitu dengan cara menghitung denyut nadi dengan cara
meraba titik denyut nadi pada pergelangan tangan atau pada panggal leher
menggunakan jari telunjuk dan jari tengah. Cara ini di sebut sebagai palpasi
atau menghitung denyut nadi secara manual. Cara ini jauh lebih sukar
dibandingkan dengan penggunaan pulse meter karena dibutuhkan kepekaan dan ketepaatan
yang tinggi dalam mendeteksi dan menghitung denyut nadi, namun dengan bantuan
dan bimbingan para ahli, maka menghitung dengan cara palpasi akan menjadi mudah
dan menyenangkan.
Dalam menghitung denyut nadi selama 1 menit, terdapat
beberapa cara menghitung antara lain :
1. Hitung denyut nadi selama 60 detik penuh
2. Hitung denyut nadi selama 30 detik. Hasilnya
dikalikan 2.
3. Hitung denyut nadi selama 15 detik. Hasilnya
dikalikan 4.
4. Hitung denyut nadi selama 10 detik. Hasilnya
dikalikan 6.
5. Hitung denyut nadi selama 6 detik. Hasilnya
dikalikan 10.
2. Lama / Tempo Latihan
Lama latihan berbanding terbalik dengan intensitas
latihan. Intensitas latihan yang berat memerlukan waktu yang lebih pendek
dibandingan dengan intensitas latihan yang ringan. Semakin berat latihan maka
semakin singkat tempo latihan, semakin ringan intensitas latihan maka semakin
lama tempo latihan.
Suatu latihan akan bermanfaat dengan baik bila
dilakukan dengan tempo yang tepat. Latihan dengan tempo yang terlampau lama
atau terlalu pendek akan memberikan hasil yang kurang efektif. Dalam senam
aerobik, total waktu latihan yang baik umumnya antara 30 – 60 menit dalam satu
sesi latihan.
3. Frekuensi Latihan
Frekuensi latihan adalah berapa kali latihan intensif
yang dilakukan oleh seseorang. Latihan dapat dikatakan intensif apabila
memenuhi dua kaidah di atas yaitu memenuhi takaran intensitas dan tempo latihan
yang baik.
Frekuensi latihan untuk senam aerobik disarankan 3 – 5
kali dalam satu minggu. Hal ini dianggap cukup. Apabila frekuensi latihan
kurang dari 3 kali maka tidak memenuhi takaran latihan, sedangkan apabila lebih
dari 4 kali maka dikhawatirkan tubuh tidak cukup beristirahat dan melakukan
adaptasi kembali ke keadaan normal sehingga dapat menimbulkan sakit / over
training.
C. Gejala Fisik Awal Latihan
- Sesak nafas pada menit – menit pertama latihan berarti tidak cukup
pemanasan.
- Merasa mual dan mau muntah, mata berkunang – kunang, kepala pusing,
dada terasa sakit dan berdebar – debar sehari setelah latihan maka takaran
latihan terlalu besar.
D. Makanan dan minuman
- Disarankan makan berat maksimal dua jam sebelum berolahraga
- Sebelum, dan sesudah latihan dianjurkan untuk minum. Selama latihan
diperbolehkan untuk minum untuk mencegah dehidrasi.
- Pilih minuman yang bersuhu kurang lebih 15 derajat celcius (jangan
minum air hangat) dan tidak terlalu manis.
E. Perlengkapan Latihan
- Gunakan pakaian dari bahan yang mampu menyerap keringat dengan baik,
tidak terlalu ketat dan mampu menyerap panas tubuh dengan baik, disarankan
menggunakan pakaian senam
- Wanita dianjurkan untuk menggunakan sport bra atau BH olahraga
yang memang didesain khusus untuk aktivitas olahraga sehingga berolahraga
menjadi lebih tenang dan nyaman.
- Gunakan sepatu olahraga yang cocok untuk jenis cabang olahraga, untuk
senam dapat menggunakan tipe running atau jogging shoes,
dengan menggunakan alas kaki yang tebal dan nyaman yang berfungsi
melindungi tulang kaki dari resiko cedera.
- Gunakan hand decker atau wrist band untuk mempercantik
penampilan.
- Bawa handuk dan air minum secukupnya.
F. Waktu Latihan
Pada dasarnya latihan olahraga boleh dilakukan setiap
saat, namun perlu dipertimbangkan tingkat suhu, cuaca dan kelembaban yang ada
karena apabila berlatih dalam kondisi yang kurang bersahabat maka kualitas
latihan tidak akan mencapai puncaknya. Untuk didaerah tropis, seperti
Indonesia, disarankan berlatih pagi hari sebelum jam 10.00 dan untuk sore hari
latihan setelah pukul 15.00. selain itu hindarkan juga jarak waktu latihan yang
terlampau dekat dengan waktu beristirahat / tidur (3 jam sebelum tidur latihan
harus selesai).
untuk senam sebaiknya dilakukan berapa kali dalam 1 minggu sis? porsinya ada berapa jam yaa? trus baju senammodel seperti apa yang paling pas untuk senam?
BalasHapusuntuk mendapatkan manfaatkan senam mungkin kita harus melakukannya dengan rutin ya.
BalasHapuslama permainan bola basket